Friday, January 15, 2016

GT (Mudi Angris, Kuwe Rambe) pasca Badai Witara

Episode: GT (Mudi Angris, Kuwe Rambe) pasca Badai Witara
Peserta Tim Agung: Unan, Agung, Kucir, dan Saya
Crew: Kapten Sidik, Cheff Sirwat, dan Om Anto
Waktu: Malam Kamis, 12 Januari 2016
Penulis: Hery


Anomali cuaca awal Januari 2016 membawa berkah tersendiri bagi para nelayan tradisional pesisir pantai Cilamaya.  Cerita laut seperti pasar malam yang terang benderang mengindikasikan ikan tengah berada di perairan pesisir Cilamaya.  Berita ini tentu mengusik para angler untuk melakukan trip mancing.
Rabu, 13 Januari 2016, jam 15.00 saya bersama Tim Agung dari Cilamaya sudah melaju di atas kapal "BIYARIN'. Tujuan spot Tongkor Amben-ambenan.  Cuaca cerah, angin bersahabat, begitupun laut dengan arus yang bagus dan air yang bening.  Pukul 19.00 kita sudah berada di spot yang di tuju.  Dua jam perjalanan tak disia-siakan, tidur sejenak buat persiapan begadang nanti malam.  Namun sayang tak lama berselang cuaca seakan berbalik, langit hitam, petir menggelegar seakan di depan muka saya, angin bertiup kencang seakan ribuan tawon berdenging bersamaan, dan ombak menggeliat seperti tubuh raksasa yang bangun dari tidur. Hujan pun turun dengan derasnya. Badai Witara!!!
Perasaan ngeri mulai timbul dalam hati, Tapi saya merasa tenang ketika melihat kru santai-santai saja memasang tenda dan menyiapkan kopi panas untuk Kami.
Menanti sekitar dua jam, puku 21.00 cuaca kembali normal dan kita langsung menggunakan piranti andalan masing-masing.  Meihat arus cukup deras dari timur, teknik Handline dan mancing atasan yang saya pakai.  Tak butuh waktu lama, serangan pertama alu-alu (barakuda) sirip hitam jenis Sphyraena qenie berhasil dinaikan ke kapal. Kucir, saya dan  Kapten Sidik yang memakai teknik mancing abaran atas silih berganti hook up, sedangkan Agung dan Unan yang menggunakan teknik dasaran cuma bisa jadi penonton. Jam 24.00 kita sudah kehabisan stok umpan dan arus mulai mati, Sambil istirahat sejenak Kita bergerak menuju bagang-bagang nelayan untuk membeli umpan, cumi segar. Sekitar 15 menit kita sudah dapat cumi segar dan babak kedua segera dimulai. Sambil menunggu kembalinya arus, kita bergerak menuju spot Karang Sendulang, sayang di sini cuma ada ikan-ikan kecil.  Waktu santai menunggu kembalinya arus kita gunakan buat ngopi-ngopi dan menyantap mie instan ala Cheff Sirwat. Jam 03.00 sang arus kembali bergerak lagi. Atas inisiatif Kucir kita kembali ke spot pertama, Tongkor Amben-ambenan. Benar saja, di spot pertama ini kita langsung dapat serangan GT jenis mudi anggris, kuwe rambe meskipun ukurannya  sekitar 3 kg-an. dan alu-alu masih terus mau menyambar umpan kambang yang kita pasang.  Agung dan Unan yang percaya mancing dasar pun tak urung mendapat hook-up, Ikan tompel ukuran sedang berhasil naik ke kapal. Sekitar jam 05 pagi kita sudah kehabisan stok umpan.  Sambil berkemas pulang Cheff Sirwat menyiapkan nasi liwet dan gombyang ikan hasil tangkapan semalam.  Sambil bersantap pagi kita pun melaju meuju daratan.  Sayang Trip kali ini kita tidak berhasil membawa cobia.

2 comments:

  1. Replies
    1. Maaf Bro, tim dokumentasinya belum jalan nih. Trim's atas kunjungannya.

      Delete